Oleh: Yudi Wahyudin | 6.Juni.2008

Sistem Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir

Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, tanggal 5 Desember 2003, di Kampus Pusat Diklat Kehutanan. 

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau mencapai lebih kurang 17.500 buah dan dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar, dengan kekayaan ragam flora dan faunanya, termasuk didalamnya endemik.  Sebagai konsekuensinya, Indonesia secara komparatif memiliki keunggulan dibandingkan negara lain.  Pertama adalah keunggulan sumberdaya alam.  Sebagai negara kepulauan, tidaklah mengherankan jika lebih kurang dua pertiga dari luas keseluruhan teritorial negara kesatuan yang berbentuk republik ini merupakan perairan, dengan luas lebih kurang 5,8 juta km2.  Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada, yang mencapai lebih kurang 81.000 km.  Dan sudah barang tentu dengan luas perairan, panjang garis pantai dan jumlah pulau yang demikian besar, secara alami Indonesia mewarisi kekayaan sumberdaya alam yang melimpah. 

Kedua adalah keunggulan sumberdaya manusia.  Secara kuantitas, jumlah penduduk Indonesia merupakan yang terbesar kelima di dunia, yaitu lebih kurang 220 juta jiwa.  Dan, lebih kurang 60 persen diantaranya hidup dan bermukim di sekitar wilayah pesisir.  Dan, sebagian besar diantaranya menggantungkan kehidupannya kepada keberadaan sumberdaya alam pesisir dan lautan.  Sehingga tidaklah mengherankan bahwa sebagian besar kegiatan dan aktivitas sehari-harinya selalu berkaitan dengan keberadaan sumberdaya di sekitarnya.

Sebagai konsekuensinya, sumberdaya pesisir dan laut semakin banyak dieksploitasi, mulai dengan menggunakan teknologi yang paling sederhana sampai teknologi moderen.  Fenomena ini memberikan indikasi bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan teknologi eksploitasi, maka semakin besar tekanan terhadap keberadaan sumberdaya tersebut.  Bahkan tidaklah mengherankan bilamana tingkat teknologi yang digunakan sangat ekstraktif dan cenderung destruktif, maka hal ini akan menjadi ancaman yang sangat signifikan bagi keberlangsungnan sumberdaya pesisir dan laut Indonesia.

Oleh karena itu, demi menjaga keberlanjutan sumberdaya tersebut, maka perlu kiranya dirancang dan diimplementasikan rambu-rambu atau batasan-batasan eksploitasi disesuaikan dengan keberadaan sumberdaya, zonasi dan karakteristik sumberdaya serta karakteristik daerahnya (propinsi/kabupaten/kota) sebagai satuan wilayah pembangunannya.  Dalam hal ini, karena implikasi pemanfaatan sumberdaya dilakukan oleh masyarakat pesisir, maka perlu kiranya diketahui bagaimana sebenarnya karakteristik masyarakat pesisir, sehingga kebijakan, strategi dan program pengelolaan sumberdaya dapat mengakomodasi karakter masyarakat pesisir yang memang sangat dinamis dan sangat tergantung pada ketersediaan sumberdaya pesisir dan laut di sekitarnya.

 

 

 

lihat lengkap tulisan : SISTEM SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT PESISIR

further information, please feel free to contact me : yudi_iasd@yahoo.com


Tanggapan

  1. maKAsih ya mas yUDi,, saYa mahasiswa KPM FEMA IPB yg lagI StudI pusTAka dan menCAri literatur tenTAng sistem sosial masyarakat pesisir. TuLisan mas ini membAntu bgt. SeKali lg makasih banyak 🙂

  2. Ass. Mas Yudi, saya tertarik sekali dengan tulisn2 yang Anda buat karena sangat peduli dengan Kelompok Masyarakat Pesisir.
    Akan sangat membantu, apabila Mas Yudi dapat memberikan materi-materi/ulasan2 mengenai keberhasilan program ataupun kegiatan agar dapat membantu saya mengatasi problem yang saat ini sedang dihadapi oleh Kabupaten Belitung Timur sebagai daerah pemekaran baru, Terimakasih.
    Wasslam.


Tinggalkan Balasan ke arief Batalkan balasan

Kategori